Gaji Tipis? Ini Cara Bijak Atur Keuangan Ala Anggota Koperasi

Diperbarui 22 Okt 2025
Salin Link

Siapa yang tidak pernah merasa “gaji cuma numpang lewat”? Begitu uang masuk, belum sempat menikmati hasil kerja keras, saldo sudah menipis untuk bayar tagihan, cicilan, dan kebutuhan harian. Situasi ini ternyata dialami banyak orang, terutama di masa ekonomi yang serba cepat berubah. Tapi tenang—anggota koperasi punya cara khas dan bijak dalam mengatur keuangan, agar gaji tipis tetap bisa cukup sampai akhir bulan! Berikut beberapa cara yang bisa kamu tiru dari kebiasaan anggota koperasi seperti di Mitra Digital Sukses (MDS) Coop:

1. Mulai dari Membedakan Kebutuhan dan Keinginan

Langkah pertama mengatur keuangan adalah disiplin mengenali mana kebutuhan dan mana keinginan. Kebutuhan adalah hal yang harus dipenuhi agar hidup berjalan—seperti makan, transportasi, listrik, dan pendidikan anak. Sementara keinginan adalah hal yang membuat hidup lebih nyaman, tapi bisa ditunda seperti nongkrong di kafe atau beli gadget baru. Anggota koperasi biasanya sudah terbiasa dengan konsep prioritas. Mereka tahu bahwa uang yang terbatas harus diarahkan dulu ke hal yang penting. Prinsipnya sederhana: “Dahulukan yang wajib, tahan yang ingin.”

2. Terapkan Sistem 50-30-20

Salah satu cara mudah mengatur uang adalah dengan membagi gaji ke dalam tiga kategori: 1. 50% untuk kebutuhan pokok: makan, sewa rumah, transportasi, dan tagihan. 2. 30% untuk keinginan pribadi: hiburan, hobi, atau makan di luar. 3. 20% untuk tabungan atau investasi. Di koperasi, porsi 20% ini bisa dimanfaatkan untuk simpanan wajib atau sukarela. Dengan begitu, uangmu tidak sekadar disimpan, tapi juga menjadi bagian dari sistem ekonomi yang saling bantu antaranggota. Di MDS Coop, misalnya, anggota yang rutin menabung berpotensi mendapatkan SHU (Sisa Hasil Usaha) setiap tahun—artinya, tabungan bukan cuma aman, tapi juga menghasilkan.

3. Gunakan Produk Keuangan Koperasi dengan Cerdas

Banyak orang berpikir bahwa koperasi hanya tempat simpan pinjam, padahal lebih dari itu. Koperasi seperti MDS Coop menawarkan berbagai produk keuangan yang membantu anggotanya mengatur keuangan dengan lebih bijak—mulai dari pinjaman modal usaha, deposito berjangka, hingga pembayaran digital seperti listrik, pulsa, dan e-toll dengan harga lebih hemat. Misalnya, ketika ada kebutuhan mendesak, anggota bisa mengajukan pinjaman dengan bunga yang jauh lebih ringan dibandingkan pinjaman online. Bedanya, di koperasi, pinjaman ini tidak sekadar hubungan “pemberi dan peminjam”, tapi bentuk gotong royong antar anggota. Itulah semangat yang membuat koperasi berbeda—bukan mencari keuntungan pribadi, tapi kesejahteraan bersama.

4. Biasakan Menyisihkan Uang di Awal, Bukan di Akhir

Salah satu kesalahan paling umum dalam mengatur gaji adalah menabung “kalau ada sisa”. Masalahnya, sering kali tidak pernah ada sisa, bukan? Anggota koperasi biasanya menerapkan kebiasaan sebaliknya: menyisihkan di awal. Begitu gaji masuk, mereka langsung menyetor sebagian ke simpanan wajib atau tabungan koperasi. Cara ini membuat mereka terbiasa hidup sesuai sisa uang yang ada—bukan sebaliknya. Dengan langkah kecil tapi konsisten ini, dalam beberapa bulan saja, hasilnya bisa terasa. Tidak perlu menunggu gaji besar untuk mulai menabung—yang penting adalah kebiasaan dan disiplin.

5. Bangun Dana Darurat Lewat Koperasi

Hidup penuh ketidakpastian. Entah itu sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendadak lainnya semuanya bisa datang tanpa diduga. Itulah kenapa penting memiliki dana darurat, minimal 3–6 kali pengeluaran bulanan. Anggota koperasi biasanya membangun dana darurat lewat simpanan sukarela atau deposito koperasi. Selain lebih aman, dana tersebut juga berpotensi mendapatkan bunga atau SHU. Jadi, uangmu tidak mengendap sia-sia, tapi ikut berputar membantu anggota lain sekaligus tumbuh untuk kamu sendiri.

6. Cari Tambahan Penghasilan dari Koperasi

Kelebihan menjadi anggota koperasi modern seperti MDS Coop adalah peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Misalnya, melalui program reseller pulsa, pembayaran tagihan, atau marketplace yang dikelola koperasi. Dengan sistem digital yang mudah digunakan, anggota bisa menjalankan usaha sampingan langsung dari rumah—tanpa modal besar. Inilah salah satu bentuk nyata bagaimana koperasi bukan hanya tempat menabung, tapi juga wadah pemberdayaan ekonomi anggota.

7. Hidup Lebih Tenang, Karena Tidak Sendiri

Mengatur keuangan memang tidak mudah, apalagi dengan gaji terbatas. Tapi anggota koperasi tahu satu hal penting: mereka tidak sendiri. Ada sistem, komunitas, dan solidaritas yang saling mendukung. Koperasi menjadi tempat belajar bersama, saling bantu, dan tumbuh untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Seperti prinsip di MDS Coop: “Dari anggota, oleh anggota, untuk anggota , demi kemandirian finansial bersama.”

Bacaan Lain